Rabu, 27 Juni 2018

Rasulullah Adalah Guru Terbaik

Apabila kita mempelajari teori-teori pendidikan, akan banyak kita jumpai beragam teori tentang tatacara mengajar yang baik dan benar. Teori-teori tersebut wajib dipelajari di kampus-kampus perguruan tinggi yang akan mencetak mahasiswanya menjadi seorang guru. Ketika nanti mahasiswa ini lulus kuliah dan menjadi guru, maka teori-teori tersebut akan menjadi panduan utama dalam mengajar. Akan tetapi semua teori-teori tersebut berasal dari ilmuwan barat yang notabene non-Muslim. Para ilmuwan ini tentu saja melandaskan teori mereka bukan berdasarkan wahyu, tapi dari berbagai macam eksperimen yang telah dilakukannya dalam kurun waktu yang panjang.

Mengajar merupakan kegiatan mencetak generasi. Orang yang terjun di dalamnya harus memahami hakikat manusia. Tidak ada yang lebih mengetahui tentang hakikat manusia itu sendiri kecuali penciptanya sendiri yaitu Allah . Di dalam al-Quran Allah banyak berbicara tentang hakikat manusia. Kemudian aplikasinya dipraktekkan oleh utusan-Nya yaitu Rasulullah Muhammad . Maka sebaik-baik teori mengajar adalah yang landasannya berdasarkan al-Quran dan sunnah Nabi . Hal ini bisa dilihat buktinya dari bagaimana hasil pendidikan Nabi , melalui hasil pengajaran beliau lahirlah para sahabat. Bukti kesuksesan pengajaran beliau bisa dilihat dengan membandingkan kondisi para sahabat sebelum belajar kepada beliau dengan kondisi setelahnya. Betapa jauh perbedaannya. Ketika sebelum belajar ke Nabi mereka hidup dalam kondisi jahiliyyah, tapi setelah belajar kepadanya mereka berhasil menaklukkan dunia. Inilah bukti terbesar keberhasilan pengajaran beliau ketika dimbimbing oleh wahyu, beliau berhasil mengantarkan para peserta didiknya menjadi orang-orang besar yang menguasai dunia.

Lalu mana hasil dari teori pendidikan sekarang. Ternyata banyak dari anak didik kita yang menjadi generasi tidak jelas, merekapun bingung akan masa depannya sendiri, apalagi orang lain. Sholeh tidak, pintar pun tidak. Itulah realita kebanyakan hasil pendidikan sekarang.

Maka sudah semestinya para guru untuk segera mempelajari bagaimana pola pengajaran Rasulullah sehingga bisa berhasil dalam mengajar, kalaulah teori-teori dari Barat itu bagus, maka teori dari Nabi tentu lebih bagus lagi. Imam Malik pernah mengatakan

لَنْ تَصْلُحَ أَمْرُ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلَّا بِمَا صَلُحَ بَهَ أَوَّلُهَا

Tidak akan beres urusan umat ini kecuali dengan cara bagaimana generasi terdahulu membereskannya 

Di dalam al-Quran Allah menjelaskan bahwa Rasulullah adalah seorang pengajar

 

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah : 2)

Begitu pula di dalam hadis Rasulullah menyampaikan bahwa dirinya adalah seorang pengajar

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا

Sesungguhnya Allah tidaklah mengutusku untuk memberikan kesusahan atau memerintahkan kesusahan, melainkan Allah mengutusku sebagai seorang pengajar dan pemberi kemudahan." (HR Muslim No. 1.478 Kitab Thalaq Bab al-Bayan anna Takhyiira Imraatihi Laa Yakuunu Thalaqan illa Bi al-niyyah)

Dalam hadis lain, seorang sahabat bersaksi akan kehebatan pengajaran Rasulullah

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ، قَالَ: بَيْنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ، فَقُلْتُ: يَرْحَمُكَ اللهُ فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، فَقُلْتُ: وَاثُكْلَ أُمِّيَاهْ، مَا شَأْنُكُمْ؟ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ، فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ، فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ، فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانِى، فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي، مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ، فَوَاللهِ، مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي وَلَا شَتَمَنِي، قَالَ: إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Dari Mu’awiyyah bin al-Hakam al-Sulamiy ia berkata : ketika saya shalat bersama Rasulullah tiba-tiba ada seseorang yang bersin, kemudia aku berkata : Yarhamukallah. Kemudian orang-orang mengarahkan pandangannya kepadaku. Lalu aku berkata (dalam hati) : celaka aku, kenapa kalian memandangiku seperti itu. Kemudian mereka menepukkan tangan mereka ke paha mereka (sebagai isyarat agar aku diam). Maka akupun kemudian diam. Ketika Rasulullah selesai shalat beliau memanggilku, demi ayah dan ibuku, aku belum pernah menemui seorang pengajar sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya dari beliau. Demi Allah beliau tidak membentakku, tidak memukulku dan tidak mencelaku, beliau bersabda : “Sesungguhnya shalat ini tidak layak di dalamnya ada sesuatu dari ucapan manusia, selain tasbih, takbir dan bacaan Quran”. (HR Muslim No. 537 Kitab al-Masajid wa Mawadi’i al-Shalat Bab Tahrim al-Kalam fi al-Shalat wa Naskhi ma Kana min Ibahatin)

Kalau kita pelajari lebih dalam tentang sirah Nabi, maka kita akan tahu betapa Rasulullah merupakan sosok yang lebih baik dibanding tokoh-tokoh pendidikan dunia yang ada saat ini. Tidak ada satu pengajarpun yang kesuksesannya menandingi kesuksesan beliau dalam menciptakan generasi yang berkualitas. Bayangkan saja, dalam waktu yang relatif singkat, Rasulullah berhasil merubah masyarakat yang tadinya tidak memiliki peradaban menjadi masyarakat yang memiliki peradaban tinggi yang diperhitungkan dunia.

Maka dengan demikian jelaslah bahwa Raulullah adalah guru terbaik, teladan terbaik bagi para guru setelahnya. Gaya pengajarannya sangat baik, ucapannya fasih, perkatannya bersih, metodenya sangat menyenangkan, bijaksana, tinggi kecerdasannya, melimpah kasih sayangnya, selalu berjiwa cerah, berlapang dada, perangainya halus, ramah, idola peserta didik, dan lain-lain. Pokoknya, siapa yang ingin menjadi guru profesional, berkarakter, dirindukan peserta didik, sukses mengantarkan peserta didiknya menjadi orang-orang hebat, maka belajarlah kepada beliau.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS al-Ahzab : 21)

 

Wallaahu ‘alam.

 

Abu Faqih.



Pelatihan Memory Choach

Senin, 13 Maret 2017

Memory Choach dan Manfaat Permainan Rubik More

Seri Keluarga Muslim More

By Ahmad Nur Husni Awabin More

Anak yang Shaleh Adalah Buah Keshalehan Orang Tuanya More



© 2023 smpdtbs All rights reserved.