Melihat kondisi lingkungan pergaulan saat ini yang semakin tidak kondusif, di mana dekadensi moral semakin meningkat di kalangan remaja. Maka pesantren menjadi salah satu alternatif orang tua dalam menyekolahkan anak. Di pesantren anak tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga ditanamkan karakter, aqidah, ibadah dan akhlak. Lingkungan pesantren juga sudah terkondisikan dengan budaya yang islami, seperti pembiasaaan ibadah shalat berjamaah di masjid, dzikir, doa, shalat sunnah, shaum sunnah, tahajud, kemudian juga ditanamkan budaya saling menghormati dan menghargai, dan lain-lain. Dengan kondisi lingkungan seperti ini maka orang tua berharap anaknya bisa menjadi anak yang sholeh. Karena lingkungan memegang peranan yang paling penting bagi perkembangan anak. Kenapa setiap orang tua pasti mendambakan anaknya shaleh. Karena kebahagiaan hakiki orang tua adalah tatkala melihat anaknya sholeh. Orang tua pasti bahagia melihatnya anaknya sukses jadi gubernur, dokter, pengusaha, dan lain sebagainya. Tetapi kebahagiaan tersebut hanyalah kebahagiaan semu jika kesuksesan anaknya tidak dibarengi dengan kesholehan. Oleh karena itu, ketika ibu melahirkan anak, orang tua biasanya meminta kepada tamu atau sanak keluarga yang datang agar mendoakan anaknya supaya menjadi anak yang sholeh, bukan minta doa supaya jadi presiden, gubernur, dokter, pengusaha ataupun yang lainnya. Mengenai kebahagiaan seorang hamba Rasulullah bersabda را ًﺮا َﺑْ أ َهُد ُﻻ َو ْأَو َﺔ ًﺤ َﻟِﺻﺎ َ ﮫ ُﺘُﺟ َو ْز َن َﻮ ْﻜ ُ ﺗ َن ْ أ َء ِﺮ ْﻤ َ اﻟ ْةِد َﻌﺎ َﺳ َﻦ ْﻣ ِ ﻊ ٌﺑَر ْاَ ه رواه اﻟﺪﯾﻠﻤﻰ ِﺪ ِﻠَ ﺑ َ ﻓﻰ ِﮫ ُﻗُز ْر ِن َﻮ ْﻜ ُ ﯾ َن ْأَو َﻦ َﯿْﺤ ِﻟِﺻﺎ َ ﮫ ُﺋُﻄﺎ َﻠَﺧ ُو َ “Empat perkara yang merupakan kebahagiaan seseorang, yaitu : pasangan hidup yang sholih, anak-anak yang baik/berbakti, teman-temannya orang-orang yang sholeh dan rizkinya di negerinya sendiri.” (HR Dailami) Dalam hadis lain Rasulullah menjelaskan diangkatnya derajat orang tua di surga dikarenakan keshalehan anaknya, hal ini menunjukkan betapa beruntungnya orang tua yang memiliki anak yang sholeh ﱠﻧـﻰ أ َب ّ ر َ ﯾﺎ َﻘﻮلُ ﯿَ ﻓ َ ﺠﱠﻨﺔ َﻟْ ﻓﻲ ا ِﻟﺢِﺼﺎ ﺪ اﻟ ﱠ ِﺒْﻌ َﻠْ ﻟ ِﺟﺔ َر َﺪ ﻓﻊ اﻟﱠ َﺮ ْﯿَ ﻟ َﷲ ن اﱠ إﱠ ِ ﻟﻚ َﻟﺪكَو َر ِﻔﺎَﻐ ْﺘِﺳ ْ ﺑﺎ ِﻘﻮلُ ﯿَ ﻓ َ ه ؟ ِﺬ ِھ َﻟﻲ ِ Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorng hamba yang sholeh di surga. Kemudian hamba itu bertanya : Ya Allah dari mana saya mendapatkan kedudukan ini ? Maka Allah menjawab : dikarenakan permohonan ampun anakmu kepadamu. (HR Ahmad) Sebaliknya orang tua akan sangat sedih ketika melihat anaknya tidak sholeh. Anak yang tidak sholeh merupakan siksaan batin bagi orang tuanya. Bahkan di akhirat kelak pun bisa jadi mencelakakan kedua orang tuanya. Oleh karena itu, orangtua harus berusaha keras agar anaknya menjadi anak yang sholeh jika tidak ingin sengsara di kemudian hari. Lalu bagaimana caranya, karena pada kenyataannya banyak orang tua yang gagal menjadikan anaknya sholeh. Padahal anaknya sudah disekolahkan di pesantren, bahkan di pesantren modern yang bayarannya mahal, yang lingkungannya diciptakan sedemikian rupa sehingga anak terkondisikan supaya menjadi anak yang sholeh. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa hanya dengan menyekolahkan anaknya di tempat yang baik dan bayarannya mahal sudah cukup akan membuat anaknya sholeh. Sekolah diibaratkan mesin yang bisa merubah anak yang tidak sholeh bisa menjadi sholeh secara instan. Sehingga ketika anak pulang ke rumah anak harus sudah sholeh. Orang tua merasa sudah membayar mahal pihak sekolah untuk mendidik anaknya, sehingga orang tua merasa tidak perlu berperan serta dalam menjadikan anaknya sholeh. Padahal pembentukan anak sholeh bukan hanya peran serta lembaga pendidikan. Tetapi kesholehan orang tuapun sangat mempengaruhi terhadap kesholehan anak. Kalau anak ingin sholeh, maka orang tua pun harus sholeh. Orang tua harus menjadi teladan kesholehan bagi anaknya. Maka perbanyaklah amal sholeh supaya anak kita jadi anak yang sholeh. Karena kesholehan orang tua itu membawa pengaruh besar terhadap pembinaan jiwa anak. Kalau kita sudah sholeh, maka Allah akan menjaga anak keturunan kita dari godaan syetan, sehingga anak keturunan hatinya condong untuk menjadi sholeh. Sa'id al-Musayyab, ulama tabi'in terkemuka sampai berkata “Setiap kali saya shalat dan teringat anak saya, saya bertambah semangat untuk memperbanyak shalat. Sebab ada riwayat yang menyebutkan bahwa Allah memelihara hingga tujuh turunan orang shalih”. (Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak : 26) Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Allah dalam QS al-Kah ayat 82, bahwa Allah menjaga dua orang anak yatim tiada lain dikarenakan kesholehan kedua orang tuanya. Padahal jarak antara dua anak yatim dengan dengan orang tuanya adalah tujuh generasi (Tafsir Ibnu Katsir III : 105). Jadi orang tua yang sholeh, maka keturunannya akan dijaga oleh Allah sampai tujuh turunan. ن َﻛﺎ َو َ ﻤﺎ َﮭ ُ ﻟ َﺰ ٌﻨْﻛ َ ﮫ ُﺘَﺤ ْ ﺗ َن َﻛﺎ َو َ ﺔ ِﻨَﺪﯾ ِﻤ َﻟْ ا ﻓﻲ ِﻦ ِﯿْﻤ َﺘﯿِ ﯾ َﻦ ِﯿْﻣ َﻼ َﻐ ُ ﻟ ِن َﻜﺎ َ ﻓ َر ُﺪا َﺠ ِﻟْ ا ﻣﺎ أﱠَو َ ﺔ ًﻤ َﺣ ْر َ ﻤﺎ َھ ُﺰ َﻨْﻛ َ ﺟﺎ َﺮ ِﺨ ْﺘَﺴ ْﯾَو َ ﻤﺎ َھ ُﺪ ﺷﱠ ُ أ َﻐﺎ َﺒﻠ ُْ ﯾ َن ْ أ َﻚ َ رﱡﺑ َ د َرا َﺄَ ﻓ َﺤﺎ ًﻟِﺻﺎ َ ﻤﺎ َھ ُﺑــــﻮُ أَ ﻚ َ رﱢﺑ َ ﻦ ْﻣ ِ Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, Melihat kondisi lingkungan pergaulan saat ini yang semakin tidak kondusif, di mana dekadensi moral semakin meningkat di kalangan remaja. Maka pesantren menjadi salah satu alternatif orang tua dalam menyekolahkan anak. Di pesantren anak tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga ditanamkan karakter, aqidah, ibadah dan akhlak. Lingkungan pesantren juga sudah terkondisikan dengan budaya yang islami, seperti pembiasaaan ibadah shalat berjamaah di masjid, dzikir, doa, shalat sunnah, shaum sunnah, tahajud, kemudian juga ditanamkan budaya saling menghormati dan menghargai, dan lain-lain. Dengan kondisi lingkungan seperti ini maka orang tua berharap anaknya bisa menjadi anak yang sholeh. Karena lingkungan memegang peranan yang paling penting bagi perkembangan anak. Kenapa setiap orang tua pasti mendambakan anaknya shaleh. Karena kebahagiaan hakiki orang tua adalah tatkala melihat anaknya sholeh. Orang tua pasti bahagia melihatnya anaknya sukses jadi gubernur, dokter, pengusaha, dan lain sebagainya. Tetapi kebahagiaan tersebut hanyalah kebahagiaan semu jika kesuksesan anaknya tidak dibarengi dengan kesholehan. Oleh karena itu, ketika ibu melahirkan anak, orang tua biasanya meminta kepada tamu atau sanak keluarga yang datang agar mendoakan anaknya supaya menjadi anak yang sholeh, bukan minta doa supaya jadi presiden, gubernur, dokter, pengusaha ataupun yang lainnya. Mengenai kebahagiaan seorang hamba Rasulullah bersabda را ًﺮا َﺑْ أ َهُد ُﻻ َو ْأَو َﺔ ًﺤ َﻟِﺻﺎ َ ﮫ ُﺘُﺟ َو ْز َن َﻮ ْﻜ ُ ﺗ َن ْ أ َء ِﺮ ْﻤ َ اﻟ ْةِد َﻌﺎ َﺳ َﻦ ْﻣ ِ ﻊ ٌﺑَر ْاَ ه رواه اﻟﺪﯾﻠﻤﻰ ِﺪ ِﻠَ ﺑ َ ﻓﻰ ِﮫ ُﻗُز ْر ِن َﻮ ْﻜ ُ ﯾ َن ْأَو َﻦ َﯿْﺤ ِﻟِﺻﺎ َ ﮫ ُﺋُﻄﺎ َﻠَﺧ ُو َ “Empat perkara yang merupakan kebahagiaan seseorang, yaitu : pasangan hidup yang sholih, anak-anak yang baik/berbakti, teman-temannya orang-orang yang sholeh dan rizkinya di negerinya sendiri.” (HR Dailami) Dalam hadis lain Rasulullah menjelaskan diangkatnya derajat orang tua di surga dikarenakan keshalehan anaknya, hal ini menunjukkan betapa beruntungnya orang tua yang memiliki anak yang sholeh ﱠﻧـﻰ أ َب ّ ر َ ﯾﺎ َﻘﻮلُ ﯿَ ﻓ َ ﺠﱠﻨﺔ َﻟْ ﻓﻲ ا ِﻟﺢِﺼﺎ ﺪ اﻟ ﱠ ِﺒْﻌ َﻠْ ﻟ ِﺟﺔ َر َﺪ ﻓﻊ اﻟﱠ َﺮ ْﯿَ ﻟ َﷲ ن اﱠ إﱠ ِ ﻟﻚ َﻟﺪكَو َر ِﻔﺎَﻐ ْﺘِﺳ ْ ﺑﺎ ِﻘﻮلُ ﯿَ ﻓ َ ه ؟ ِﺬ ِھ َﻟﻲ ِ Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorng hamba yang sholeh di surga. Kemudian hamba itu bertanya : Ya Allah dari mana saya mendapatkan kedudukan ini ? Maka Allah menjawab : dikarenakan permohonan ampun anakmu kepadamu. (HR Ahmad) Sebaliknya orang tua akan sangat sedih ketika melihat anaknya tidak sholeh. Anak yang tidak sholeh merupakan siksaan batin bagi orang tuanya. Bahkan di akhirat kelak pun bisa jadi mencelakakan kedua orang tuanya. Oleh karena itu, orangtua harus berusaha keras agar anaknya menjadi anak yang sholeh jika tidak ingin sengsara di kemudian hari. Lalu bagaimana caranya, karena pada kenyataannya banyak orang tua yang gagal menjadikan anaknya sholeh. Padahal anaknya sudah disekolahkan di pesantren, bahkan di pesantren modern yang bayarannya mahal, yang lingkungannya diciptakan sedemikian rupa sehingga anak terkondisikan supaya menjadi anak yang sholeh. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa hanya dengan menyekolahkan anaknya di tempat yang baik dan bayarannya mahal sudah cukup akan membuat anaknya sholeh. Sekolah diibaratkan mesin yang bisa merubah anak yang tidak sholeh bisa menjadi sholeh secara instan. Sehingga ketika anak pulang ke rumah anak harus sudah sholeh. Orang tua merasa sudah membayar mahal pihak sekolah untuk mendidik anaknya, sehingga maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu (QS Al Kah : 82) Mengenai ayat ini Imam Ibnu Katsir menjelaskan ﺟﻞ ُﺮ ن اﻟﱠ أﱠ َﻠﻰ َﻋ َﻟﯿﻞ ِ د َﮫ ِﻓﯿِﺤﺎ " ًﻟِﺻﺎ َ ﻤﺎ َھ ُﺑﻮُ أَن َﻛﺎ َو َﻮﻟﮫ " ْﻗَو َ ﻓﻲ ِﻢ ْﮭ ُﻟَدﺗﮫ َﺒﺎَﻋ ِﻛﺔ َﺮ َﺑَﻤﻞ َﺸ ْﺗَو َ رﱠﯾﺘﮫ ذﱢ ُﻓﻲ ِﻔﻆ َﺤ ْﯾُﻟﺢ ِﺼﺎ اﻟ ﱠ ﻠﻰ َﻋ ْأَﻟﻰ َ إِﻢ ْﺟﺘﮭ َر َد َﻓﻊ ْر َو َﻢ ْﮭ ِﻓﯿِﮫ ِﺘِﻋ َﻔﺎَﺸ َﺑِﺮة َﺧ ِﻵ ْوا َﯿﺎ َ ﻧْﺪ اﻟﱡ ﺮآن ْﻘُ ﻟْﻓﻲ اِء َﺟﺎ َﻤﺎ َﻛ َﻢ ْﮭ ِﺑِﯿﻨﮫ ْﻋ َﺮ ّﻘَ ﺘَ ﻟِ ﺠﱠﻨﺔ َﻟْﻓﻲ اِﺟﺔ َر َد َ ﺴﱠﻨﺔ ﮫ اﻟﱡ ِﺑِت ْ د َر َو َو َ Dan rman Allah “sedang ayahnya adalah seorang yang saleh”, ini menjadi dalil bahwa seseorang yang sholeh itu akan dijaga keturunannya, dan barakah ibadahnya akan meliputi mereka (anak keturunannya) di dunia dan di akhirat dengan melalui syafa'atnya kepada mereka, serta mengangkat derajat mereka kepada tingkatan yang paling tinggi di surga supaya menyenangkan hatinya dengan kehadiran mereka bersamanya di surga sebagaimana keterangan yang ada di dalam al-Quran dan al-Sunnah. (Ibnu Katsir III : 105)