Kamis, 14 November 2024

Implementasi Budaya Daarut Tauhiid dalam Mendukung Moderasi Beragama di Lingkungan SMP DTBS

Implementasi Budaya Daarut Tauhiid dalam Mendukung Moderasi Beragama di Lingkungan SMP DTBS

Karya: Muhammad Faiz Assiba’i

Pendahuluan
Di tengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang sangat plural, moderasi beragama menjadi isu yang sangat relevan. Indonesia, dengan keberagaman agama, suku, dan budaya yang sangat besar, membutuhkan pendekatan moderat dalam menjalani kehidupan beragama. Moderasi beragama tidak hanya bertujuan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, tetapi juga untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan sosial dan budaya. Oleh karena itu, di SMP Daarut Tauhiid Boarding School, telah diciptakan berbagai budaya yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran moderasi beragama di kalangan siswa.

Badan Esai
Moderasi beragama adalah cara untuk menciptakan kerukunan sosial dalam kehidupan beragama di Indonesia. Hal ini semakin penting mengingat maraknya perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan. Untuk itu, SMP Daarut Tauhiid menerapkan budaya yang dapat membangun kesadaran moderasi beragama di lingkungan sekolah, salah satunya dengan budaya anti-dudzolkakosi.

Budaya anti-dudzolkakosi adalah budaya yang menekankan pentingnya berbicara dengan baik dan benar, menghindari ujaran kebencian, serta menjaga kerukunan sosial di tengah keberagaman. Budaya ini terdiri dari lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam interaksi antar umat beragama, yaitu:

  1. "DU" (Dusta): Tidak ada tempat bagi kebohongan dalam kegiatan keagamaan. Semua perkataan yang disampaikan harus jujur dan tidak menyesatkan, agar tidak menimbulkan ketegangan atau perpecahan dalam masyarakat.
  2. "DZOL" (Dzalim): Tidak melakukan kedzaliman terhadap umat beragama lain. Perlakuan yang adil dan tidak merugikan orang lain menjadi kunci dalam menciptakan kerukunan sosial.
  3. "KA" (Kasar): Menghindari perkataan kasar yang merendahkan. Dalam moderasi beragama, kita diajarkan untuk berbicara dengan santun dan menghormati orang lain, apapun agama dan keyakinannya.
  4. "KO" (Kotor): Tidak menggunakan kata-kata kotor atau tidak pantas, seperti yang berhubungan dengan unsur SARA atau pornografi, yang bisa menyulut kebencian dan perpecahan antar umat beragama.
  5. "SI" (Sia-sia): Tidak berbicara dengan kata-kata yang tidak bermanfaat, seperti membandingkan agama atau aliran tertentu, yang hanya akan menimbulkan ketegangan tanpa memberikan manfaat apapun.

Agar penerapan budaya ini lebih efektif, SMP Daarut Tauhiid mengintegrasikan nilai-nilai dudzolkakosi dalam sistem penilaian karakter dan kebordingan. Dalam raport sekolah, terdapat penilaian khusus terkait budaya ini yang menjadi bagian dari upaya membentuk karakter siswa. Sebagai penghargaan, setiap bulan diberikan reward kepada siswa dengan nilai terbaik dalam program karakter "Baku" (Baik & Kuat), yang mencakup penilaian tentang budaya dudzolkakosi. Hal ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran dan pentingnya moderasi beragama di lingkungan sekolah, sehingga siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki sikap toleransi dan saling menghormati antarumat beragama.

Kesimpulan
Moderasi beragama di SMP Daarut Tauhiid telah diterapkan dengan pendekatan budaya dudzolkakosi yang efektif dalam membangun kesadaran sosial dan agama di kalangan siswa. Melalui penanaman nilai-nilai moderasi beragama, diharapkan tercipta suasana harmonis yang dapat mengurangi potensi perpecahan dan menciptakan kerukunan antar umat beragama. Program ini juga diintegrasikan dalam sistem penilaian karakter, yang memberikan penghargaan bagi siswa yang mengamalkan prinsip-prinsip tersebut, sehingga dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungan sosial mereka di masa depan.



Jurnal Refleksi

Kamis, 07 Maret 2024

Erni Aeni Rahayu, S.Pd (CGP Angkatan 9) More

Pubertas Usia Remaja

Selasa, 07 Februari 2017

Pubertas di kalangan remaja More

BRTT Everyday It's Easy

Rabu, 03 Oktober 2018

BRTT Lingkungan Sekitar More

Seri Keluarga Muslim More



© 2023 smpdtbs All rights reserved.