Pahlawan, siapa mereka?
Refleksi Hari
Pahlawan dalam perspektif Islam
Oleh : Indra Prayoga (Guru SMP Daarut Tauhiid Boarding School)
Hari Ini, Indonesia kembali menggelar acara rutin tahunan yang
diselenggarakan tepatnya pada tanggal 10 November. Diantara kita pasti sudah
mengetahui apa perayaan di balik tanggal yang seakan ‘dikeramatkan’ dan wajib
diperingati setiap tahunnya. Ya, Hari
Pahlawan.
Bangsa
kita setiap tahun merayakan Hari Pahlawan pada 10 November karena pada
saat itulah kita mengenang jasa para
pahlawan yang telah bersedia mempertahankan harta dan nyawanya untuk
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Sebagian dari kita pun mungkin
masih ingat kejadian pada tanggal tersebut 79 tahun silam, para pejuang kita
mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya dan tatkala itu tokoh
pergerakan perlawanan di komandoi oleh Bung Tomo yang mampu menyalakan api
semangat perjuangan rakyat kala itu.
Setiap
diri kita, terkadang memperingati Hari Pahlawan itu hanya cenderung bersifat
seremonialnya saja. Memang, kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti pejuang
saat itu dan tugas kita sekarang adalah memberi makna baru kepahlawanan dan
mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, dalam mengisi
kemerdekaan pun kita dituntut untuk bisa menjadi pahlawan.
Pahlawan,
siapa mereka?
Kata ‘Pahlawan’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Dengan merujuk
kata pahlawan yang tercatat dalam KBBI, mengartikan bahwasannya makna pahlawan
tentu tidak terbatas hanya pada tokoh-tokoh nasional yang memperjuangkan negeri
ini saja. Namun, menjadi pahlawan adalah hal yang memungkinkan bagi siapapun
bahkan seorang buruh tani sekalipun berhak mendapatkan predikat sebagai seorang
pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan
itu adalah pejuang yang gagah berani? Dan bukankah makna pahlawan tak lain adalah
perihal sifat pahlawan seperti kerelaan berkorban, keberanian dan tanggung
jawab?
Menghadapi
situasi dan kondisi seperti saat ini, kita berharap muncul banyak pahlawan
dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini, kita dapat mengisi makna Hari
Pahlawan yang seringkali di peringati ini dengan menyadarkan diri kita
bahwasannya hari ini bangsa kita sedang membutuhkan banyak pahlawan, pahlawan
untuk mewujudkan Indonesia yang adil, Indonesia yang sejahtera, Indonesia yang
damai dan teratur dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk kehidupan
masyarakat yang masih diliputi krisis multidimensi di berbagai bidang. Kita
mencatat beberapa wilayah Indonesia masih di hantui tindakan kekerasan,
ketidakadilan, maupun tindakan kebodohan baik dalam individu, masyarakat,
maupun dalam bernegara. Kita membutuhkan orang yang berani untuk mencerdaskan
kekeliruan yang ada dan menanggulanginya. Kita seorang penuntut ilmu pun tentu
bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat adanya penemuan atau adanya ilmu
yang bermanfaat di masyarakat apapun itu. Oleh karenanya, tidak hanya harus
terpaku pada 10 November saja esensi dari Hari Pahlawan itu namun berlangsung
setiap hari dalam hidup kita. Setiap hari kita bejuang minimal paling tidak
untuk menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri sebelum menjadi pahlawan di
tengah-tengah masyarakat kelak dan itu artinya suatu saat kita akan menjadi
sosok tangguh yang mempunyai target untuk meningkatkan prestasi masing-masing
dalam berlomba-lomba untuk hal kebaikan (Fastabiqul Khairat).
Islam
memuliakan kedudukan ‘Pahlawan’ yang istiqomah berjihad di jalan-Nya
Ingatkah kita
akan kisah Thariq Bin Ziyad? Salah satu tokoh pahlawan Islam sang penakluk
Konstantinopel saat itu. Semangat beliau dalam menyebarkan dakwah Islam ke
wilayah Eropa begitu luar biasa, sampai-sampai beliau membakar seluruh kapal
para pasukannya agar mereka tidak takut akan ancaman musuh melainkan
sebaliknya, mau tidak mau, suka ataupun tidak suka, mereka harus berani dalam
menghadapi tantangan. Ini pelajaran yang bisa kita ambil sekaligus dapat kita
jadikan pedoman bahwasannya Islam mendorong manusia untuk gencar melaksanakan
perintah dalam rangka ketaatan kepada-Nya. Bukankah jiwa tangguh seperti itu
yang harus kita miliki?
Dalam hal ini,
Al-Qur’an menjelaskan bahwa istilah yang digunakan untuk para pembela
kebenaran, para ksatria atau pahlawan adalah rajul. secara bahasa rajul
berarti seorang laki-laki, dalam bentuk ganda adalah rajula-ni,
sedangkan bentuk jamaknya adalah rijal. Para rijal ini ada pada
setiap zaman, baik pada setelah Rasulullah SAW wafat ataupun generasi-generasi
sebelumnya. Karakter rijal ini dapat kita temukan di beberapa surat
dalam Al-Qur’an, salah satunya dengan ciri-ciri yakni menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah SWT (Untuk berjihad di jalan Allah SWT). Ini
berdasarkan Firman-Nya pada Q.S Al-Ahzab ayat 23 yang artinya “Diantara
orang-orang mukmin itu ada rijal, yaitu orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur dan ada
diantara mereka (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah
(janjinya).
Dengan merujuk
karakteristik rijal (pahlawan) dalam Al-Qur’an tersebut, menjadi
pahlawan saat ini tidak mesti berperang menggunakan bambu runcing, tombak,
bahkan bom sekalipun seperti pahlawan tempo dulu. Karena, musuh yang saat ini
kita hadapi bukan tentara bengis dan kaum penjajah yang tidak
berprikemanusiaan, namun musuh kita saat ini adalah kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan
dan bentuk kemungkaran lainnya yang seakan membuat kita ‘terjajah’ dan tentu
semuanya itu Insya Allah akan bisa kita berantas dengan modal semangat kita
ketika berjuang dalam hal apapun.
Akhirnya, kita
bertanya pada diri sendiri apakah kita rela menjadi seorang pahlawan dengan
mengorbankan harta, tenaga dan jiwa untuk mengembangkan diri dalam bidang
masing-masing dan mencetak prestasi demi umat ini? Semoga bisa ! Wallahu
a’lam
SENAM PAGI DI SMP DTBS PUTRA More
rapih dan teratur More
Bersih, Rapi, Tertib, Teratur More
Dalam al-Quran, Allah SWT merupakan pendidik dan guru terbaik bagi seluruh makhluk-Nya. Dialah yang mengatur dan mengelola alam semesta ini. More