Memanusiakan Siswa di Kelas Melalui Pembelajaran Diferensiasi
Pendidikan merupakan proses memaksimalkan potensi yang ada pada manusia secara personal. Pendidikan membimbing manusia untuk mandiri dan bisa bertahan hidup pada zaman yang selalu berubah-ubah. Pendidikan dalam konteks dunia modern sekarang lebih diperhatikan untuk bisa memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan manusia. Pada teori yang beredar, pendidikan seperti ini dikenal sebagai pendidikan humanis yang dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara, Abraham Maslow dan Carl Roger. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan humanis adalah pola pendidikan yang menekankan pada pemenuhan pembelajaran secara personal kepada siswa karena memiliki keunikan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Layaknya sidik jari, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda: baik itu bawaan sejak lahir, pengaruh lingkungan atau hasil temuan jati dirinya. Karakteristik tersebut meliputi pengembangan kognitinya yaitu minat, bakat, sikap, motivasi, kecerdasan dan lain-lain. Perbedaan karakteristik inilah yang menjadi satu integritas dan bersinergi dalam pembelajaran di dalam kelas; baik kelas homogen maupun heterogen. Namun dalam kenyataannya pada pendidik sering kali melihat siswa memiliki kemampuan dan cara belajar yang sama sehingga metode, model dan evaluasi pembelajaran cenderung seragam. Akibatnya tidak semua siswa bisa berkembang secara sama dan mendapatkan pembelajaran sesuai dengan fashionnya. Di sinilah pembelajaran diferensiasi menjadi solusi untuk benar-benar “memanusiakan” siswa di dalam kelas.Apa Itu Pembelajaran Diferensiasi?Secara sederhana pembelajaran diferensiasi merupakan proses pembelajaran yang dapar memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Adapun menurut Tomlinson (2017) pembelajaran diferensiasi merupakan kegiatan belajar mengajar yang berfokus kepasa siswa (student center) sehingga setiap siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya sehingga mereka tidak mereasa cemas, bosan, frustasi dan merasa gagal dalam pembelajaran. Hal ini dapat digaris bawahi bahwa pembelajaran diferensiasi layaknya kegiatan memasak setiap siswa bebas meracik hidangansesuai kemampuannya dan menyajikan makanan yang sama dari alat dan bumbu yang sudah disiapkan. Sehingga hasil akhir dapat diketahui dari menyantap makanan tersebut.Mengapa Penting Memanusiakan Manusia?Setiap siswa memiliki keunikan yang harus dihargai. Pada saat pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa maka mereka akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh gurunya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan motivasi belajar, rasa percaya diri, dan kebermakanaan dalam belajar. Dampaknya orientasi belajar siswa tidak lagi mengejar nilai, melainkan benar-benar memahami dan menikmati proses belajar itu sendiri. Siswa dapat menyampaikan pendapat perihal gaya, minat, model dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan keinginannya kepada guru di dalam kelas melalui pendekatan diferensiasi. Sekolah dan tenaga pendidik harus menghormati dan menghargai kebebasan berekspresi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai implementasi dari merdeka belajar. Patut dipahami oleh semua guru bahwa tidak ada yang namanya siswa yang bodoh. Hanya saja mereka belum dapat menemukan pendekatan belajar yang cocok dan sesuai dengan gaya belajarnya. Disiniliah peran sentral guru harus membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses belajar. Layaknya seperti resep obat dari dokter yang diberikan kepada pasien. Dokter akan memeriksa dan memberikan obat kepada pasien sesuai dengan penyakit dan dosis yang diperlukan oleh pasien. Dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar dirancang agar semua siswa dapat belajar dengan cara yang mereka inginkan agar dapat memunculkan aura kemanusiaan yang ada dalam dirinya.Cara Menerapkan Pembelajaran Diferensiasi di KelasDalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus aktif dan pandai memahami karakteristik setiap siswa sehingga dapat dikelompokkan menjadi bagian-bagian kecil untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang bermakna. Hal ini memberikan tantangan kepada guru untuk dapat menguasai berbagai macam, metode, gaya belajar, model belajar dan penilaian yang sesuai terhadap kebutuhan siswa.Terdapat 3 aspek yang perlu guru ketahui pada saat akan melaksanakan pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu aspek konten, aspek proses dan aspek produk (asessment). Aspek konten berarti guru harus dapat merencanakan konten materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, bisa berupa video, audio, jurnal/artikel, infografis atau bahan bacaan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat terakomodasi dari materi pelajaran yang akan dicapai. Aspek proses berarti guru harus peka bahwa pembejalaran tidak hanya mendengarkan dudukdi kursi saja, melainkan dapat dilakukannya suatu proses kegiatan yang bermakna seperti pembagian kelompok untuk memecahkan masalah/kasus, pembuatan produk, atau kegiatan eksperimen. Hal ini lah yang harus dimiliki oleh guru agar dapat memainkan kegiatan pembelajaran serasa hidup dan mengembangkan setiap potensi siswa. Aspek terakhir yaitu produk (asessment), Agar siswa dapat diketahui perkembangannya maka guru perlu menyiapkan sebuah alat penilaian yang sesuai dengan konten dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Bentuk dari asessmentnya dapat berupa presentasi, video, artikel, projek kreatif, penjelasam secara lisan, ataupun pemberian soal. Guru tidak perlu membatasi bentuk evaluasi akhir dalam mengetahui pemahaman siswa, melainkan memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat mengekpresikan bentuk pemahamannya sesuai dengan cara mereka sendiri. Hal inilah dapat dikatakan bahwa pembelajaran memanusiakan manusia.KesimpulanMemanusiakan siswa di dalam kelas bukan hanya tentang memberikan pelajaran, tetapi juga tentang membentuk mereka menjadi individu yang percaya diri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan. Dengan menerapkan pembelajaran diferensiasi dan pendekatan yang lebih personal, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan efektif bagi semua siswa.