Pendahuluan
Kurikulum
Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk menyusun pembelajaran yang
lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Salah satu pendekatan
utama yang digunakan adalah diferensiasi pembelajaran, yakni metode yang
memungkinkan guru menyesuaikan konten, proses, dan produk belajar berdasarkan
tingkat pemahaman, minat, serta gaya belajar siswa (Kemendikbud, 2022).
Dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), strategi ini dapat diterapkan
melalui pembelajaran berbasis proyek, seperti turnamen roket air. Metode ini
tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memahami konsep fisika secara langsung, termasuk hukum Newton, tekanan udara,
energi kinetik, dan gerak parabola (Giancoli, 2016). Di lingkungan pesantren,
seperti di SMP Daarut Tauhiid Boarding School, pendekatan ini dapat
menjadi pilihan inovatif dibandingkan metode pembelajaran berbasis teks atau
ceramah. Walaupun terdapat kendala seperti keterbatasan alat, turnamen ini
tetap dapat diterapkan sebagai bentuk pembelajaran berbasis pengalaman sesuai
dengan prinsip Merdeka Belajar.
Konsep
Roket Air dalam Pembelajaran IPA
Turnamen
roket air menunjukkan bagaimana tekanan udara dapat menciptakan gaya dorong
yang menggerakkan objek. Prinsip kerja roket ini berlandaskan pada Hukum Newton
III, yang menyatakan bahwa "setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar
tetapi berlawanan arah" (Halliday, Resnick, & Walker, 2014). Dalam turnamen
ini, udara yang dipompa ke dalam botol menciptakan tekanan yang tinggi,
sehingga ketika air dilepaskan, tekanan tersebut menghasilkan gaya dorong ke
atas yang menyebabkan roket meluncur.
Turnamen ini membantu siswa memahami
konsep-konsep penting dalam IPA, di antaranya:
Selain
itu, turnamen roket air dapat dikembangkan menjadi proyek berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics), di mana siswa dapat
mengembangkan desain roket, memvariasikan jumlah air yang digunakan, serta
menganalisis ketinggian yang dicapai berdasarkan variabel tertentu.
Strategi
Diferensiasi dalam Pembelajaran Roket Air
Agar
pembelajaran lebih efektif dan inklusif, strategi diferensiasi dapat diterapkan
melalui beberapa pendekatan berikut:
o Siswa
dengan pemahaman dasar mempelajari prinsip dasar gaya dan gerak.
o Siswa
dengan tingkat pemahaman lebih tinggi menganalisis hubungan tekanan udara
dengan ketinggian roket menggunakan rumus fisika.
o Siswa
yang tertarik dengan teknologi dapat mengeksplorasi aplikasi prinsip roket
dalam bidang penerbangan dan eksplorasi luar angkasa.
o Siswa
dengan gaya belajar visual diberikan infografis atau video interaktif.
o Siswa
kinestetik dapat langsung terlibat dalam perancangan dan peluncuran roket.
o Siswa
yang lebih reflektif dapat mendokumentasikan turnamen dalam bentuk jurnal atau
laporan ilmiah.
o Siswa
dapat menyusun laporan dalam berbagai bentuk, seperti poster, video, atau
presentasi kelompok.
o Sebagian
siswa dapat membuat proposal turnamen lanjutan dengan mengubah beberapa
variabel dalam peluncuran roket.
o Turnamen
dilakukan di area terbuka agar siswa dapat mengamati langsung lintasan roket.
o Jika
keterbatasan ruang menjadi kendala, simulasi peluncuran roket dapat dilakukan
melalui perangkat lunak atau aplikasi berbasis AI.
Implementasi
di Lingkungan Pesantren
Turnamen
berbasis proyek seperti roket air dapat mengalami kendala dalam pelaksanaannya
di pesantren, terutama terkait keterbatasan alat laboratorium. Namun, beberapa
solusi dapat diterapkan untuk mengatasinya, antara lain:
Manfaat
Pembelajaran Roket Air di Pesantren
Turnamen
ini memberikan berbagai manfaat, baik dalam aspek akademik maupun dalam
pengembangan karakter siswa, antara lain:
Kesimpulan
Pembelajaran
berbasis proyek seperti turnamen roket air merupakan strategi efektif dalam
mengimplementasikan diferensiasi pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Meskipun
dilakukan di lingkungan pesantren yang memiliki keterbatasan, seperti di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School, turnamen ini tetap dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Dengan pendekatan fleksibel dan berbasis
pengalaman, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan sesuai dengan
potensi mereka.
Turnamen
ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep IPA, tetapi juga
melatih mereka dalam berpikir kritis, bekerja sama, dan menghubungkan ilmu
dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, mereka lebih siap menghadapi
tantangan masa depan dengan keterampilan sains dan teknologi yang lebih baik.
Daftar
Pustaka
Oleh Deni Fauzi Rahman,S.Pd More
rapih dan teratur More
Karya: Muhammad Faiz Assiba’i More
Dalam al-Quran, Allah SWT merupakan pendidik dan guru terbaik bagi seluruh makhluk-Nya. Dialah yang mengatur dan mengelola alam semesta ini. More